Jumat, 24 April 2009

MEDIA PEMBELAJARAN = KUNCI SUKSES BELAJAR SISWA

     Sekolah merupakan rumah kedua bagi siswa. Sekolah adalah tempat siswa mengenyam pendidikan formal. Pendidikan yang sangat berguna bagi masa depan mereka kelak. Oleh karena itu siswa harus dibuat betah selama mengenyam pendidikan di sekolah. Dengan terciptanya suasana yang nyaman maka kegiatan selama di sekolah bisa berjalan dengan nyaman pula. 
    Kegiatan utama siswa di sekolah adalah belajar. Nah, sekarang bagaimana caranya menciptakan suasana belajar yang menarik dan tidak membosankan? Dengan menciptakan pembelajaran yang menarik maka pelajaran akan mudah diterima oleh siswa. Permasalahan inilah yang dihadapi guru di kelas. Guru sebagai fasilitator sering kewalahan untuk menangani siswa di kelas. Kurangnya penguasaan metode atau strategi pembelajaran inilah yang menjadi sebab utama terjadinya masalah tersebur. Guru di kela cenderung berceramah dalam menerangkan pelajaran sehingga suasana yang tercipta sangatlah monoton. 
      Oleh karena itu diperlukan gebrakan dalam dunia pendidikan kita. Kebiasaan berceramah lambat laun harus ditinggalkan dan beralih pada penerapan metode atau strategi pembelajaran yang modern. Salah satu alternatif untuk menciptakan suasana belajar yang menarik seorang guru bisa menggunakan media belajar. Media pembelajaran merupakan alat bantu guru dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan penggunaan media pembalajaran maka bisa menciptakan kesan menyenangkan bagi siswa. 
      Menurut Sudjana dan Rivai, dengan penggunaan media pemabajaran maka Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
    Hal ini sudah banyak dibuktikan oleh peneliti dan guru di kelas. Oleh karena bagi guru penggunaan media pembelajaran bisa dijadikan alternatif dalam menciptakan proses belajar mengajar yang menarik dan tidak monoton. Tinggalkan metode lama dan beralihlah ke metode modern segera!
     Menggunakan media pembelajaran? Kenapa tidak!


Kamis, 23 April 2009

Antara Guru, Siswa dan Dunia Pendidikan

 “Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru”

      Sekolah adalah tempat para siswa belajar dan menimba ilmu pengetahuan. Di sekolahlah tempat bertemunya guru dan siswa. Guru sebagai panutun di sekolah haruslah memberikan contoh yang baik bagi anak didiknya (siswa). Sama halnya dengan pepetah Jawa yang mengatakan “guru itu digugu lan ditiru”.
       Dalam hal ini guru mempunyai peran yang sangat penting Oleh karena itu guru sepatutunya mampu memberikan contoh kepada siswa baik perilaku maupun sikap yang mencerminkan kepribadian seseorang yang bersahaja. Namun akhir-akhir ini dunia pendidikan di negeri ini tercoreng oleh sikap dan perilaku guru yang menyimpang. Di beberapa daerah dikabarkan bahwa seorang guru melakukan tindakan asusila terhadap anak didiknya. Tindakan pencabulan ataupun kekerasan terhadap siswa kerap kali diberitakan oleh media.
      Hal ini sungguh mencoreng nama baik guru dan sekolah terlebih lagi bagi dunia pendidikan. Guru yang seharusnya menjadi panutan malah melakukan hal yang tidak mulia. 
Peristiwa berikutnya yang juga mencoreng dunia pendidikan adalah sikap dan perilaku siswa yang menyimpang. Tersebarnya video-video porno yang melibatkan siswa sebagai pelakunya sudah banyak terungkap. Hal ini juga diperparah oleh berita yang menyebutkan banyaknya siswa yang melakukan tindakan kekerasan baik di lingkungan sekolah ataupun diluar. Di Sumatera dikabarkan siswa melakukan duel di sekolah hingga babak belur. Di daerah lain juga terjadi hal serupa yang menyebutkan siswa bertengkar demi memperebutkan seorang cowok yang terjadi di lingkungan sekolah.
      Inikah imbas dari buruknya dunia pendidikan kita dan kurangnya kesadaran diri. Guru dan siswa merupakan orang-orang terpelajar namun sikap dan perilakunya tidak mencerminkan sikap orang terpelajar. Guru dalam hal ini tidak bisa ditiru perilakunya. Begitu juga dengan perilaku siswa yang menyimpan. Sikap menyimpang tersebut tidak dibenarkan dalam dunia pendidikan.
      Peristiwa-peristiwa di atas senada dengan Peribahasa yang mengatakan bahwa “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Jadi, ketika guru sudah tidak bisa memberikan contoh yang baik bagi siswanya maka sangat dimungkinkan akan terjadi perilaku menyimpan pada siswa meskipun tidak sepenuhya faktor tersebut yang mempengaruhi.
Pertanyaan berikutnya yang muncul ialah bagaimana nasib negara ini kedepan jikalau generasi penerusnya sudah tidak beretika? 
      Ingat! “Genarasi Muda adalah Generasi Penerus Bangsa. Genarasi yang akan Menentukan Arah Pergerakan Bangsa.”
      Ingat! “Peran Guru Sangatlah Dibutuhkan untuk Mengarahkan Generasi Muda Negara Ini!”

Senin, 20 April 2009

PENDIDIKAN: JEMBATAN MENUJU SENAYAN

Untukmu yang duduk sambil diskusi,
 untukmu yang biasa bersafari di sana
 di Gedung DPR”
      Penggalan sajak lagu karya Iwan Fals di atas sangat cocok untuk menggambarkan situasi dan kondisi yang sedang di hadapi bangsa kita tercinta. Bangsa yang menganggap demokrasi merupakan paham yang harus dijunjung tinggi sebagai kedaulatan bangsa. Paham yang menjunjung asas kerakyatan yang disebut dengan trilogi demokrasi yaitu pemerintahan oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat. Namun siapkah kita untuk melaksanakannya?
     Salah satu kunci penentu kebijakan bangsa ini ialah berada pada pundak wakil rakyat yang lebih dikenal dengan sebutan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Di tangan merekalah nasih bangsa ini akan dipertaruhkan. Baik-buruk, maju-mundur, sejahtera atau malah sengsara. Itulah yang sedang kita pertaruhkan. Sedangkan di sisi lain. Para calon pengembang tugas tersebut saling berlomba-lomba menuju Gedung DPR Senayan.
     Hal tersebut masih kita rasakan. Pada tanggal 9 April 2009 lalu pesta demokrasi tersebut berlangsung. Rakyat memilih calon yang bisa dan mampu untuk menyuarakan aspirasinya di pemerintahan melalui pemilu calon legeslatif. Namun jauh sebelum pesta tersebut belangsung, tiap calon mengadakan kampanye untuk menarik simpati dari masyarakat. Dalam kampanye tersebut para caleg menyatakan janjinya dan salah satu janji yang santer ialah mengenai pendidikan gartis.
     Hampir semua caleg menjanjikan perbaikan di bidang pendidikan. Sungguh hal yang ironis. Pesta rakyat ini bukan kali pertama di negari ini. Dan janji tersebut sudah sering terlontar pada pesta-pesta sebelumnya. Namun apa yang terjadi setelah pesta demokrasi selesai dan mereka terpilih? Sudahkan mereka menepati janjinya? ”PENDIDIKAN MURAH BAHKAN GRATIS”.. 
      Pendidikan di negara kita masih tergolong sangat mahal. Masih banyak masyarakat kita yang belum merasakan nikmatnya bangku sekolah. Jangkan buat sekolah, buat kebutuhan sehari-hari saja mereka masih kebingungan Oleh karena itu, permasalah tersebut harus segera diselesaikan dan ditangan penentu kebijakanlah permasalahan tersebut bisa diselesaikan. Jangalah Pendidikan hanya digunakan sebagai jembatan untuk menuju kesuksesan pribadi tapi buktikan janji tersebut dengan hasil nyata.
      ”Wahai wakil rakyat, jangalah kalian menjadi pemimpin yang lupa akan daratan. Jadilah pemimpin yang mewarisi sifat-sifat para Nabi dan sahabatnya”. Dan untuk masyarakat, pandai-pandailah memilih wakil rakyat yang akan memperjuangkan nasib kita di pemerintahan. Pepatah mengatakan ”jangalah memilih kucing dalam karung”.